jump to navigation

Keterlambatan Motorik: Apakah Suatu Cerebral Palsy (CP)? April 2, 2009

Posted by indigrow in Berbagi Ilmu & Pengalaman.
Tags: , , , , , , , , ,
trackback

Dr. Kristiantini Dewi, SpA

INDIGROW – Februari 2009

Perkembangan mental bayi sampai usia 18 bulan tergantung pada kemampuannya bergerak secara normal. Gangguan (sensori) motor menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk mengenali lingkungannya. Misalnya seorang anak 9 bulan yang belum bisa duduk tegak tidak akan menampilkan respons maksimal jika diajak memanipulasi suatu mainan yang membutuhkan koordinasi lebih kompleks dari kedua tangannya, hal ini disebabkan karena anak tersebut masih sibuk memikirkan upaya untuk menjaga agar postur duduknya mantap terlebih dahulu.

Kemampuan motorik normal yang ditandai dengan perkembangan tonus otot yang normal, menghilangnya refleks primitif (yaitu reflex yang hanya normal ada pada bayi baru lahir), munculnya reaksi “righting” atau “balancing”, SANGAT BERGANTUNG pada manipulasi / stimulus yang dialami bayi melalui pengasuhan ibu dan lingkungannya.

Apakah bayi saya berkembang normal…

  • Yang TERPENTING à pelajari, kuasai milestone tahapan perkembangan normal
  • Setiap bayi mempunyai kecepatan perkembangan yang mungkin berbeda tetapi HARUS TETAP DALAM RENTANG NORMAL.
  • Setiap kali ditemukan milestone perkembangan yang terlambat, HARUS DIANGGAP TIDAK NORMAL sampai dibuktikan sebaliknya oleh dokter

Salah satu bentuk tersering dari suatu keterlambatan motorik adalah suatu Cerebral Palsy (CP). Oleh karena itu mari kita mengenal CP lebih dalam lagi.

APA ITU CP?

Suatu gangguan motorik yang ditandai dengan gangguan postur dan gerakan, yang disebabkan adanya cedera pada otak saat otak masih dalam masa pertumbuhan (masih imatur). CP biasanya disertai dengan gangguan lain, dan seringkali diikuti masalah emosi dan kesulitan masalah sosial dalam keluarga.

Tingkat keparahan suatu CP bervariasi, mulai dari “gak bisa apa-apa sama sekali” , “gangguan berbahasa” , sampai dengan …”bisa jalan, lari, ataupun melakukan ketrampilan lain, walaupun dengan kualitas yang tidak sempurna (clumsy)”.

Angka kejadian di Amerika: 2-3 bayi per 1000 kelahiran.

APA PENYEBAB CP ?

CP terjadi akibat adanya suatu cedera pada otak (sistem susunan saraf pusat) sebelum otak sempurna berkembang (yakni sejak dalam episode janin sampai dengan 2 tahun pertama kehidupannya), berarti cedera tersebut dapat terjadi sebelum lahir, saat lahir, segera setelah lahir atau setelah lahir. Cedera pada otak mengakibatkan perkembangan sistem saraf menjadi terganggu, yang ditandai dengan terganggunya kontrol postural, keseimbangan dan pergerakan. Selain itu otot yang terkena menjadi tidak berfungsi maksimal dan tidak terkoordinasi. Akibatnya, otot jadi lemah, dengan tonus yang tidak normal (tonus terlalu tinggi, atau tonus terlalu lemah)

FAKTOR RISIKO

Risiko tertinggi terjadinya CP adalah usia kehamilan < 32 minggu (prematur), kesulitan bernapas saat bayi dilahirkan dan berat janin saat dilahirkan < 2500 gram.

Faktor Risiko lain……….SANGAT BANYAK, namun TIDAK SEMUA bayi dengan faktor risiko tersebut kelak menjadi CP.

FAKTOR RISIKO LAIN

  1. Gangguan sistem reproduksi, riwayat kehamilan yang tidak normal sebelumnya, misalnya janin mati dalam kandungan, keguguran
  2. Komplikasi tali pusat (infeksi, perkapuran)
  3. Perdarahan saat trimester terakhir kehamilan
  4. Presentasi bahu
  5. Preeklampsia atau eklampsia
  6. Infeksi janin dalam kandungan (misal:TORCH)
  7. Gangguan kesehatan ibu dengan komplikasi jantung dan paru
  8. Trauma / benturan keras pada perut saat hamil
  9. Konsumsi obat-obatan yang merusak janin
  10. Faktor genetik
  11. Pertumbuhan janin lambat karena malnutrisi
  12. Kehamilan ganda
  13. Malformasi kongenital, misal: gangguan sistem saraf pusat
  14. Faktor sosial ekonomi yang kurang baik

BAGAIMANA CP DIDIAGNOSIS

Biasanya penyandang CP datang dengan gambaran klinis yang khas yaitu postur tubuh yang abnormal. Keluhan lain biasanya keterlambatan pencapaian ketrampilan baru sesuai dengan usia anak (terlambat duduk, terlambat merangkak, dsb.

Dokter yang memeriksa akan menemukan gejala sbb:

  • Menetapnya perilaku infantil (bayi baru lahir) termasuk menetapnya refleks primitif
  • Adanya gambaran perkembangan motorik yang lain, yang tidak seperti bayi /

anak normal lainnya: hipertonus, hipotonus, gerakan tidak terkendali, dsb

tanda-tanda lesi upper motor neuron

Tidak ada uji laboratorium yang spesifik untuk CP

USIA BERAPA YANG PALING DIPERCAYA UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS CP

Perkembangan fungsi sistem saraf sangat pesat dan mempunyai “rentang” normal yang cukup besar sampai usia 1 tahun, seringkali masih agak sulit untuk menegakkan diagnosis CP sebelum 1 tahun.

Setelah usia 1-1,5 tahun, keterlambatan motorik lebih jelas, gangguan fungsi sistem saraf lebih spesifik sehingga tidak perlu ada keraguan lagi dalam menegakkan diagnosis CP setelah usia 1 tahun.

PERUBAHAN MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis CP bisa berubah sejalan dengan kematangan perkembangan sistem saraf pusat. Diagnosis bisa jadi berubah sejalan dengan tumbuh kembang sang bayi menjadi individu anak yang lebih besar dan lebih aktif. Contoh: kekakuan semakin meningkat, gerakan tidak terkendali baru mulai terlihat setelah usia 2 atau 3 tahun, ataksia dapat didiagnosis setelah anak bisa berjalan, atau saat diharapkan kemampuan menggenggamnya menjadi lebih sempurna, kelumpuhan satu tungkai (monoplegia) menjadi satu sisi tubuh (hemiplegia).

GANGGUAN DAN HENDAYA YANG SERING MENYERTAI CP

  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan pendengaran
  • Gangguan berbahasa ekspresif
  • Gangguan berbahasa reseptif
  • Gangguan persepsi (agnosia)
  • Gangguan visual-motor (dyspraxia)
  • Gangguan prilaku
  • Kesulitan belajar
  • Kesulitan komunikasi
  • Epilepsi
  • Gangguan kognisi (retardasi mental)
  • Gangguan kehidupan sosial
  • Gangguan nutrisi

YANG MEMPENGARUHI LONG-TERM OUTCOME PENYANDANG CP

  • Berat ringannya CP
  • Gangguan yang menyertai: Ada/tidak, jenisnya, jumlahnya
  • Faktor Usia
  • Faktor Sosial
  • Faktor Ekonomi
  • Faktor kepribadian
  • Tingkat kepandaian / kognisi

TANDA BAHAYA GANGGUAN MOTORIK !!

  • Tubuh terlalu lemas, atau tubuh terlalu kaku
  • Tangan masih mengepal di usia > 4 bulan
  • Terlambat à 3 bulan belum bisa angkat kepala, 9 bulan belum bisa duduk, dsb
  • Gangguan postural
  • Kedua tungkai bawah menyilang (posisi menggunting) jika badan diberdirikan, jika berjalan; berjalan selalu jinjit
  • Berjalan dengan paha dan lutut menekuk
  • Tidak dapat menjumput benda kecil dengan ujung jari sampai usia 1 tahun
  • Adanya dominasi salah satu sisi tangan sebelum usia 18 bulan
  • Tetap memasukkan benda ke dalam mulut disertai ngiler berlebihan sampai usia 2 tahun

PENTING !

  1. Stimulasi lingkungan SANGAT PENTING bagi perkembangan motorik.
  2. Pencapaian “milestone” perkembangan memang penting, namun lebih penting lagi untuk mengetahui juga KUALITAS perkembangan tersebut.
  3. Penyimpangan perkembangan TIDAK LANGSUNG BERARTI bahwa anak pasti mengalami gangguan neurologis namun TIDAK BIJAKSANA untuk berdiam diri tanpa intervensi.
  4. Ditemukannya suatu deviasi / penyimpangan perkembangan motorik, HARUS dianggap sebagai suatu gangguan motorik akibat gangguan sistem saraf pusat, kecuali jika deviasi tersebut berdiri tunggal.
  5. Penelitian menunjukkan bahwa kecepatan tertinggi manusia mempelajari sesuatu adalah di periode 24 bulan pertama kehidupannya.

Intervensi dan terapi DINI adalah SANGAT UTAMA jika ditemukan kecurigaan suatu keterlembatan !

Daftar pusaka

Menkes JH, Sarnat HB. Perinatal asphyxia and trauma. Child neuroloy, seventh edition. Lippincott Williams & Wilkins, 2006.

Motor development in children, Ermellina Fedrizzi, Guilano Avanzini and aolo Crenna (Eds), 1994 John Libbey & Company Ltd. pp.51-58.

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar